Minggu, 17 Februari 2013

MEDIA TANAM ANGREK

Lagi mo memulai menghijaukan lingkungan rumah nih…
Belajar menanam Aggrek yuk…
Kebetulan tadi pagi ada yang ngasih bibit anggrek.
Image
Ada tips dari WawaOrchid
Media tanam untuk tanaman anggrek harus memenuhi beberapa persyaratan yaitu; tidak mudah lapuk, tidak menjadi sumber penyakit, mempunyai aerasi udara yang baik, mampu mengikat air dan zat hara secara baik, mudah didapatkan, dan harga relatif murah. Agar tanaman anggrek tumbuh dengan baik dibutuhkan media tanam dengan derajat keasaman (pH) berkisar 5 – 6. Pemilihan media tanam ini penting dan harus disesuaikan dengan jenis tanaman anggrek yang akan ditanam. Karena setiap jenis tanaman anggrek mempunyai kesesuaian yang berbeda terhadap media tanam. Juga, media tanam merupakan sarana agar pertumbuhan dan bunga tanaman anggrek dapat optimal.
1.    SPHAGNUM MOSS
Sphagnum moss mempunyai daya pengikat air yang sangat baik. Sebagai media tanam sphagnum moss juga mempunyai aerasi dan draenase yang cukup baik. Sphagnum moss mengandung unsur N (Nitrogen) 2 – 3%. Ketersediaan moss dialam sudah mulai berkurang dan harga juga mulai naik. Media tanam sphagnum moss cukup baik untuk menanam anggrek Phalaenopsis.
2.    SABUT KELAPA
Penggunaan sabut kelapa sebagai media tanam cukup baik, karena sabut kelapa mempunyai daya simpan air yang baik. Sabut kelapa mudah didapatkan dan harganya murah. Sayangnya sabut kelapa mudah lapuk dan busuk, sehingga dapat menjadi sumber penyakit. Jadi bila ingin memakai sabut kelapa sebagai media tanam angrek, pilih sabut kelapa yang sudah tua. Dan cepat diganti bila sudah lapuk. Baik untuk media tanam anggrek phalaenopsis.
3.    ARANG KAYU
Arang kayu biasa dipakai sebagai bahan bakar, untuk membakar sate atau yang lainnya. Juga bisa dipakai sebagai media tanam untuk anggrek yang cukup baik. Melihat cara pembuatannya yang dibakar, arang kayu merupakan media tanam yang steril, tidak mudah ditumbuhi oleh jamur dan bakteri. Arang kayu juga tidak mudah lapuk, dan mudah didapatkan. Namun arang kayu sukar mengikat air dan miskin zat hara. Arang kayu bisa digunakan untuk media tanam semua jenis tanaman anggrek. Tapi paling baik digunakan sebagai media tanam anggrek Dendrobium dan Cattleya.
4.    PAKIS
Pakis sebagai media tanam cukup baik, mempunyai daya ikat air, aerasi dan drainase yang baik. Daya lapuk pakis secara berlahan-lahan. Dan mengandung unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman anggrek. Sayangnya pemakaian pakis sebagai media tanam mempunyai saingan dengan tanaman hias lainnya. Semakin hari ketersediaan pakis juga semakin berkurang. Karena tergantung dari tanaman pakis dialam dan belum dibudidayakan. Pakis cacahan biasa digunakan untuk media saat pembibitan tanaman anggrek, yaitu saat kompot. Karena sifatnya tersebut pakis sebagai media tanam cocok untuk tanaman anggrek Phalaenopsis.
5.    ROCKWOOL
Rockwool adalah olahan dari batu gunung vulkanik diproses menjadi serat dengan ukuran 0,006 – 0,01 mm. Biasanya dalam bentuk lembaran rockwool dan mempunyai fungsi untuk isolator panas di pabrik. Rockwool sebagai media tanam anggrek sudah digunakan di Denmark dan Belanda. Rockwool mempunyai pori yang seragam, sehingga baik digunakan untuk media tanam anggrek. Sebagai media tanam tidak mudah lapuk, mampu menyimpan air, hara dan udara dengan merata. Memang rockwool tidak mengandung hara, tapi mampu menyimpan pupuk dari penyiraman. Mungkin ketersediaannya yang masih belum merata dan agak sulit. Media tanam ini bisa digunakan untuk semua jenis tanaman anggrek, namun sangat cocok untuk tanaman angrek Phalaenopsis.
Pemilihan yang tepat media tanam pada tanaman anggrek adalah dibutuhkan untuk menghasilkan pertumbuhan yang baik dan pembungaan yang optimal. Untuk pengelola kebun anggrek pertimbangan harga dan ketersediaan media tanam mutlak dipertimbangkan, Karena media tanam merupakan komponen produksi yang akan berpengaruh pada cost per unit produksi.
Ada lagi Litbang Deptan
Media tumbuh yang baik bagi anggrek (famili Orchidaceae) harus memenuhi
beberapa persyaratan, antara lain tidak lekas melapuk dan terdekomposisi, tidak
menjadi sumber penyakit bagi tanaman, mempunyai aerasi dan draenase yang
baik serta lancar, mampu mengikat air dan zat-zat hara secara optimal, dapat
mempertahankan kelembaban di sekitar akar, untuk pertumbuhan anggrek
dibutuhkan ph media 5-6, ramah lingkungan serta mudah didapat dan relatif
murah harganya.
Media tumbuh tanaman anggrek yang umum digunakan adalah arang, pakis,
moss, potongan kayu, potongan bata atau genting, serutan kayu, kulit pinus dan
serabut kelapa. Masing-masing bahan media tersebut mempunyai pengaruh
yang berbeda terhadap pertumbuhan anggrek, tergantung jenis, agroklimat
lingkungan, dan lokasi lahan. Contohnya: faktor ketinggian tempat dan
kelembaban. Penggunaan ragam media di daerah dingin, lembab dan bercurah
hujan tinggi berbeda dengan daerah panas. Di daerah dingin sebaiknya pilih
media yang sangat porous dan sedikit menyerap air. Meningkatnya kelembaban
karena air berlebih mampu mengundang penyakit sehingga akar menjadi kurang
sehat. Sebaliknya di daerah panas pilih media yang mampu menyerap air.
Media yang digunakan untuk budidaya anggrek umumnya secara tunggal atau
campuran. Sebelum memilih kenali karakter masing-masing media. Pada Balai
Penelitian Tanaman Hias Jakarta, penelitian media tumbuh untuk tanaman
anggrek telah dilakukan sejak tahun 1994/1995 terhadap beberapa bahan
seperti arang, bagas tebu, sabut kelapa dan sabut kelapa sawit semuanya
mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai media tumbuh. Pada tahun
1997/1998, penelitian tersebut dilanjutkan dengan berbagai bahan seperti batu
apung, batu marus, batu split, stereofoam, rockwool dan sabut kelapa pot.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa batu marus, batu split dan sabut kelapa pot
potensial untuk dikembangkan karena daya tahannya cukup lama. Menurut Putri
(1998) pada tanaman hias telah berkembang penggunaan media tanam
anorganik seperti perlit, pasir, batu apung dan zeolit. Sedangkan Handreck &
Black (1994) mengemukakan di Australia bahan pilihan media tanam dalam pot
dapat digunakan baik organik seperti limbah pertanian, serbuk gergaji kayu,
peatmoss, sekam padi, bagas tebu, serbuk dan serat daun kelapa, kompos,
campuran kompos dan pasir, maupun anorganik seperti limbah industri, perlit,
vermikulit, stereofoam, batu apung, rockwool, zeolit dan lain-lain.
Persiapan Media
Untuk mempersiapkan media tanam anggrek harus diketahui sifat dan jenis
media yang akan digunakan, gunanya untuk menentukan perlakuan media
sebelum anggrek ditanam.
Tahapan pengisian media dalam pot adalah pertama, sebelum dimanfaatkan,
terlebih dahulu media disterilisasi dengan merendamnya dalam larutan fungisida
Benlate 2g/l, selama 24 jam agar terbebas dari hama dan penyakit. Kedua,
siapkan pot yang sudah bersih dari lumut dan jamur. Ketiga, isikan pecahanpecahan
batu bata pada dasar pot kira-kira 1/3 bagian pot yang berfungsi untuk
aerase dan draenase. Keempat, masukkan arang kayu dan diatasnya
tambahkan potongan atau cacahan pakis.
Kelima, tanam bibit anggrek dalam pot yang telah diisi media. Keenam,
penggantian media (Reppoting) dilakukan 2 tahun sekali yaitu jika: Tanaman
dalam pot sudah penuh (padat); Medium lama sudah hancur, sehingga
menyebabkan medium bersifat asam, bisa menjadi sumber penyakit.
Kombinasi Beberapa Media
Petani anggrek sering menggunakan campuran beberapa jenis media dalam
menanam anggrek, sehingga diperoleh media pertumbuhan yang lebih baik.
Misal kaliandra dicampur dengan arang atau pakis dicampur dengan arang,
penggunaaannya dibagian dasar diisi arang hingga seperempat atau sepertiga
tinggi pot, lalu dibagian atas dilapisi kaliandra. Demikian pula penggunaan pakis
dan arang. Arang dibawah ; pakis diatas.
Untuk 3 jenis bahan misalnya arang, pakis dan kaliandra ; arang, pakis dan kulit
pinus ; arang, sabut kelapa dan pakis; atau ada yang menggunakan cacahan
pakis : kaliandra : arang : batu bata dengan perbandingan 1:1:1:1/2.
Penggunaan media campuran cenderung mendorong pertumbuhan anggrek
menjadi lebih baik dibanding dengan media tunggal. Karena masing-masing
media dapat saling mendukung, contohnya: pecahan genteng umum digunakan
untuk dasar pot karena memperlancar aerasi dan draenase.
Namun kemampuannya dalam menyerap air dan hara sangatlah kurang.
Kelemahan itulah yang ditutupi oleh pakis dan kulit pinus diatasnya. Campuran
dua macam bahan dapat memperbaiki kekurangan sifat masing-masing bahan
antara lain kecepatan pelapukan, tingkat pelapukan, tingkat tersedianya hara
dan kondisi kelembaban dalam media tanam.

CARA MEMILIH PUPUK

Untuk memilih pupuk , maka harus lebih dulu mengenali tujuan dan target pemupukan. Pertanyaan yang sering muncul adalah ” Apa pupuk yang cocok untuk tanaman saya ” ?
pertanyaan seperti ini sering muncul dari orang yang bergelut dengan  masalah tanaman baik itu para pehobiis tanaman hias atau orang2  yang bergerak dalam usaha pembudi dayaan tanaman atau komoditas pertanian.
Banyak diantara mereka masih sering mencoba-coba berbagai macam pupuk  terlebih dahulu.  Kalau dapat yang tepat sih itu beruntung dan bagus,  akan tetapi yang terjadi justru banyak yang mubazir.
Mencoba memang penting akan tetapi bila tidak di imbangi dengan pengetahuan yang tepat hasilnya akan jadi sia-sia, karena bila pemberian pupuk  kurang tepat malahan akan berakibat tanaman akan menjadi mati.
Pada dasarnya pupuk fungsinya sama dengan pemberian nutrisi kepada tanaman.  Namun banyak orang yang tidak paham bagaimana sebaiknya pupuk itu di berikan, sehingga pupuk bisa di manfaatkan secara optimal dan bukan maksimal.  Kelebihan pemupukan adakalanya memberikan efek negatif  terhadap hasil.
Tanaman memiliki tiga fase pertumbuhan yaitu:
- Fase awal pertumbuhan/ pembibitan.
- Fase remaja / perkembangan.
- Fase dewasa / perkembang biakan.
Semua fase mempunyai respon yang berbeda-beda terhadap pemberian pupuk.  Itu sebabnya langkah utama untuk meningkatkan produksi adalah mengetahui kebutuhan dan pemberian pupuk pada masing-masing fase pertumbuhan tersebut.
FASE AWAL PERTUMBUHAN (PEMBIBITAN)
Pada fase awal pertumbuhan, tanaman membutuhkan media yang baik dalam artian sudah tersedia semua unsur hara yang di butuhkan oleh tanaman untuk dapat  segera diserap langsung.  di fase ini dianjurkan media sudah dilengkapi dengan pupuk kompos dapat berupa pupuk kandang maupun pupuk organik.
FASE  PERKEMBANGAN ( REMAJA )
Pada fase perkembangan, tanaman membutuhkan tambahan makanan yang banyak mengandung unsur hara N ( Nitrogen ).
fungsinya adalah untuk memicu pertumbuhan dan pembentukan zat hijau daun dimana tempat ini digunakan sebagai dapur untuk memasak hara makanannya.
FASE  PERKEMBANG BIAKAN ( DEWASA )
Pada fase ini tanaman sudah siap untuk berbunga dan berbuah sehingga di butuhkan energi yang banyak selain untuk pertumbuhan juga di pakai untuk perkembang biakannya.  Hara makanan yang di butuhkan adalah yang banyak mengandung unsur P (Phosfor) dan K (Kalium).  Fungsinya adalah untuk menguatkan bunga dan buah agar tidak mudah layu dan rontok.
Pada setiap fase , semua nutrisi tetap di butuhkan.  Hanya saja jumlahnya tidak sebanyak pada fase perkembangan biakan.  Karena itu penggunaan pupuk yang mengandung nutrisi lengkap tetap harus di berikan pada setiap fase.
Agar pemberian pupuk efektif dan efisien, pengaplikasian pupuk perlu di cermati, misalnya pupuk akar ya … diberikan kedalam tanah dekat akar,  demikian pula untuk pupuk daun ya disemprotkan ke permukaan daun khususnya di balik daun karena di situlah letak stomata (mulut daun) jadi lebih terserap.
Sering kali cara pemakaian pupuk tidak sesuai dengan harapan, oleh sebab itu selain membaca pada label kemasan tentang kandungan nutrisi atau unsur haranya, perhatikan juga penggunaan serta cara aplikasinya, agar tanaman  dapat tumbuh dengan optimal.  Pilih lah pupuk yang semua unsur haranya sudah terkandung di dalamnya dan cara pengaplikasiannya mudah…… jadi tidak merepotkan…..
Nah… selamat memilih pupuk yang sesuai dengan tanaman anda!!!

CARA MENYAMBUNG TANAMAN

Adenium adalah tanaman sukulen, yaitu tanaman yang memiliki batang yang tidak berkayu. Semua sel dalam batang adenium adalah sel hidup atau meristematik, dengan kandungan air yang sangat besar, yang juga sebagai cadangan untuk kehidupannya. Itulah mengapa, tanaman adenium mampu tumbuh di daerah yang sangat kering.

Adenium berasal dari daerah gurun pasir yang kering, dari daratan afrika. Sebutannya disana adalah Mawar Padang Pasir. Karena berasal dari daerah kering, tanaman ini lebih menyukai kondisi media yang kering dibanding terlalu basah.

Akar adenium yang membesar seperti umbi adalah tempat menyimpan air. Akar yang membesar ini bila dimunculkan diatas tanah akan membentuk kesan unik seperti bonsai. Sedangkan batangnya lunak tidak berkayu, namun dapat membesar.

Tunas-tunas samping dapat tumbuh dari mata tunas pada batang atau bekas daun yang gugur. Mata tunas samping tersebut akan berfungsi (tumbuh) apabila pucuk atas tanaman dipotong. Hal inilah yang dilakukan orang pada saat mempruning atau memangkas, untuk mendapatkan cabang dan daun baru serta agar bunga yang akan muncul nantinya lebih serempak.

Adenium tergolong juga kedalam tanaman monokotil atau tanaman dengan biji berkeping tunggal, yang memiliki sifat tidak memiliki kambium. Sifat umum inilah yang akan menentukan tata cara penyambungan atas tanaman adenium.

PERBANYAKAN ADENIUM

Adenium dapat diperbanyak dengan biji (biasa disebut sebagai pembiakan secara kawin), dan perbanyakan secara tidak kawin seperti setek, sambung/grafting, cangkok dan okulasi.

Biji adalah hasil penyerbukan antara bunga jantan dengan bunga betina, yang selanjutnya menghasilkan buah dan biji. Dalam satu buah yang normal (buah adenium biasa disebut sebagai seedpod), akan terdapat antara 50 sampai 100 biji adenium. Setelah matang, biji dapat ditanam untuk menghasilkan tanaman baru. Pembiakan dari biji, akan menghasilkan tanaman dengan umbi dan pangkal batang cepat besar, namun pembiakan ini menghasilkan anakan yang memiliki karakter/sifat yang lain dari induknya, sehingga tidak bisa diharapkan untuk mendapatkan keturunan yang identik.

Pembiakan tanpa kawin (setek, grafting, cangkok dan okulasi), adalah cara pembiakan yang akan menghasilkan tanaman yang sama persis secara genetik dengan induknya. Pembiakan dengan cara tersebut, biasa dilakukan orang untuk memperbanyak suatu varietas secara mudah dan cepat. Setek dan cangkok, adalah perbanyakan untuk secepatnya mendapatkan tanaman dengan tajuk yang lebat, tetapi cara ini tidak cepat menghasilkan caudex atau bonggol yang besar dan indah. Untuk menghasilkan tanaman adenium dengan caudex atau bonggol yang besar dan indah, serta menghasilkan tajuk yang identik dengan induknya, maka ditempuh dua cara perbanyakan, yaitu perbanyakan dari biji untuk menghasilkan tanaman dengan bonggol yang indah, dan selanjutnya dilakukan cara grafting untuk mendapatkan tajuk tanaman yang identik sifat atau karakteristiknya dengan induk yang dikehendaki.

Biji disemai untuk menghasilkan tanaman yang berbonggol indah. Setelah berumur 8-12 bulan, tanaman sudah siap untuk disambung batang atasnya. Sebelum memulai grafting, dipersiapkan alat dan bahan sebagai berikut:

1. Pisau untuk menggrafting. Gunakan pisau yang tajam dan tipis, dengan panjang pisau 8-12 cm. Pisau yang paling mudah dicari adalah pisau cutter, namun pisau ini cepat tumpul, dan hanya bisa digunakan beberapa kali saja, karena tidak bisa diasah atau ditajamkan kembali. Pisau yang lazim digunakan untuk menggrafting adenium adalah jenis pisau stainless, misalnya merek victorinoc.
2. Plastik untuk mengikat bidang sambungan/grafting. Bisa menggunakan selotip transparan, atau menggunakan plastik PE yang tipis, dan diiris selebar 2 cm.
3. Plastik penutup bidang sambung/grafting, bisa menggunakan plastik PE dengan ukuran yang disesuaikan dengan besar kecilnya bidang sambung. Untuk penyambungan dengan batang bawah berdiameter 1-2 cm, gunakan plastik PE ukuran 8x12 cm.
4. Label, tali label dan pensil. Label digunakan untuk menuliskan informasi tentang jenis/varietas yang disambung. Bisa ditambahkan tentang data tanggal penyambungan, untuk memberikan kepastian kapan plastik penutup hasil penyambungan boleh dibuka.
5. Tanaman yang akan digrafting. Untuk batang bawah, pilih tanaman yang sehat, ditandai dengan bonggol dan batang yang keras, berwarna hijau tua, dan bidang grafting memiliki ukuran diameter batang lebih besar atau sama dengan entress atau batang atas. Bila dipotong, batang berwarna putih tidak ada bintik coklat atau hitam, dan bergetah dengan warna getah bening ataupun putih. Sedangkan batang atas, pilih yang sehat, tua (ditandai dengan warna hijau tua, keras, ukuran umumnya berdiameter minimal 0,5 cm).


Beberapa cara sambung/grafting adalah sebagai berikut:

PENYAMBUNGAN/GRAFTING V

Grafting V adalah cara grafting yang paling aman, karena bidang perekatan antara batang atas dan batang bawah cukup besar, dan kedua batang dengan mudah dapat menyatu dan tidak mudah lepas. Tata cara pengerjaannya dalah sebagai berikut:

1. Persiapkan semua alat dan bahan untuk grafting
2. Entress atau batang atas, daunnya dibuang, disisakan pangkal tangkai daun sekitar 1 milimeter dari batang.
3. Potong batang bawah secara horisontal, lurus, dan usahakan pemotongan sekali tebas langsung putus.
4. Buatlah sayatan berbentuk huruf V pada batang bawah dimulai dari tempat hasil potongan horisontal.
5. Buat potongan huruf V terbalik untuk entrees atau batang atas, kemudian potong bagian atasnya sehingga entress berukuran panjang 2-3 cm, dan terdapat beberapa ruas.
6. Rekatkan batang atas pada batang bawah mengikuti alur huruf V. Pastikan bahwa kedua potongan huruf V sebidang sehingga ketika direkatkan, tidak ada rongga.
7. Ikat bidang sambungan dengan plastik pengikat, dan ditutup dengan plastik penutup.
8. Kalungkan label yang berisi informasi nama jenis entrees, serta tanggal pelaksanaan penyambungan. Selanjutnya letakkan pada rak yang sesuai, ditempat terbuka, dan lakukan penyiraman pada media tanam 1-2 hari sekali.
9. 2 (dua) minggu setelah penyambungan, buka plastik penutup. Sedangkan plastik pengikat masih dibiarkan menempel. Plastik pengikat dapat dibuka setelah 3-4 bulan. Keberhasilan ditandai dengan munculnya tunas dari ruas batang atas, sekitar 2-3 milimeter saat penyambungan telah 2 minggu. Selanjutnya tanaman yang sehat, akan berbunga setelah 2-3 bulan dari saat penyambungan.


PENYAMBUNGAN/GRAFTING SISIP

Sambung sisip biasa dilakukan apabila batang bawah yang akan disambung, ukurannya lebih dari 2 x lipat diameternya dibandingkan dengan batang atas. Bisa saja jika terjadi hal seperti itu, batang bawah dibuat sayatan bentuk V seperti biasanya, tetapi batang atas yang dimasukkan di sayatan tersebut bisa dua atau tiga batang, yaitu di pinggir kiri, tengah dan di kanan. Hal itu bisa dilakukan dengan mudah pada penyambungan adenium, karena adenium tidak berkambium dan semua sel adalah sel hidup atau meristematik, sehingga semua bidang dapat digunakan untuk areal sambungan, tidak seperti tanaman berkayu, yang jika disambung, maka kambium harus ketemu dengan kambium.

Namun demikian, sambung dengan huruf V dengan beberapa entrees yang dimasukkan pada satu batang bawah, akan mengurangi keindahan hasil akhirnya. Oleh karena itu, apabila batang bawah berukuran jauh lebih besar dibanding batang atas atau entrees, maka biasa dilakukan dengan cara sambung sisip, yaitu batang bawah dibuat piramida terbalik dari bagian pinggir batang hingga sesuai ketebalan batang atas. Satu batang bawah bisa disisipi hingga lebih dari dua entress di seputar lingkar luar batangnya.

Sambung sisip akan menghasilkan tanaman yang lebih indah karena seakan-akan batang bawah mengeluarkan cabang di bekas potongan batang.

PENYAMBUNGAN/GRAFTING SISIP SATU MATA

Penyambungan satu mata, adalah salah satu cara untuk efisiensi, yaitu untuk memperbanyak tanaman secara cepat, dengan keterbatasan entrees yang dimiliki.
Batang bawah yang akan digunakan, tetap harus dipotong batangnya, untuk menghindari dominansi apikal atau dominannya pertumbuhan batang utama. Urutan kerjanya adalah sebagai berikut:

1. Siapkan batang atas. Usahakan batang atas tetap memiliki daun (daun tidak dipotong). Kecuali jika mata tunas memang sudah tidak berdaun lagi.
2. Potong root stock atau batang bawah, kira-kira 2-3 cm diatas bonggolnya.
3. Kupas pinggir batang bawah, membentuk angka 7 terbalik.
4. Potong batang atas satu mata (bersama daunnya), Sesuai bidang angka 7 terbalik di batang bawah
5. Rekatkan entrees pada batang bawah, dan ikat dengan tali plastik. Pastikan mata tunas tidak ikut terikat. Selanjutnya bidang penyambungan ditutup plastik, dan diberi label mengenai varietas dan tanggal penyambungan.
6. Dua minggu sejak proses, tunas mulai muncul dari entrees. Jika muncul tunas dari batang bawah, segera dibuang sebelum tumbuh membesar, karena akan mengurangi kecepatan tumbuh tunas dari entrees.



PENYAMBUNGAN/GRAFTING ALA VIETNAM

Penyambungan ala vietnam, dinamakan demikian karena teknologi tersebut mula-mula ditemukan dan biasa dilakukan oleh para petani di vietnam.

Penyambungan ini adalah cara yang paling mudah untuk para pemula, karena tidak perlu mengasah kemampuan untuk memotong bentuk huruf V atau angka 7 terbalik, antara batang atas dan batang bawah secara identik, tetapi hanya memotong secara horisontal baik batang atas maupun batang bawah.

Salah satu kelemahannya adalah, cara sambung ini tidak bisa digunakan apabila batang atas terlalu kecil atau terlalu muda, serta tidak bisa dilakukan untuk entrees bagian teratas (meristem). Kaitan utamanya adalah karena untuk kasus tersebut, tidak mudah melakukan pengikatan batang atas dengan batang bawah.
Cara kerja penyambungan ala vietnam adalah sebagai berikut:

Siapkan semua perlengkapan (sama seperti cara penyambungan lainnya).

1. Potong batang bawah secara horizontal, sekitar 2-3 cm diatas bonggolnya.
2. Buat ikatan di batang bawah dengan tali plastik sebagai persiapan untuk mengikat batang atas.
3. Potong batang atas secara horizontal (sebidang batang bawah), kemudian potong pula bagian atasnya, sehingga entrees menjadi sebuah potongan silinder, dengan tinggi 1-2 cm.
4. Rekatkan silinder batang atas tersebut pada batang bawah, kemudian tali plastik yang telah terikat pada batang bawah, diikatkan pada batang atas melewati bagian atas silinder secara saling silang, dan diikatkan kembali pada batang bawah.
5. Tutup bidang penyambungan, berikan label.
6. dua minggu sejak penyambungan, tunas mulai tumbuh. Pada tahap ini, biarkan plastik ikatan tetap terikat kuat, sampai 1-2 bulan.

CARA MENSTEK TANAMAN

STEK TANAMAN BUAH,
Ada beberapa cara orang melakukan penyetekan, mulai yang sederhana,  system sungkup, system ini   bisa dibagi menjadi dua, yang pertama secara individual dan  kedua secara comunal, dan yang sedikit modern,  system mistroom.
Tanaman yang sudah berhasil, diantaranya, stek jambu air citra, stek jambu bol jamaika, stek lengkeng, stek apel india ,stek beach cherry, stek mirackle fruit,stek jambu biji , stek kupalanda / stek anggur brazil / stek jaboticaba , stek durian , stek srikaya new varietas ….

I. SYSTEM MISTROOM
Bahan pembuatan mistroom,
A. Ruangan
1.Paranet
Gunakan paranet 75%, paranet berguna  sebagai penghalang matahari     langsung dan hama  penyakit, di ruang mistroom.
B. Irrigation System
1.Pompa
Pompa 250w, untuk 60m2.
2.Pipa dan fitting
mistter 30 buah, electric  valve 1 buah, pipa dan fitting
   

           Gbr.mistter                         Gbr. electric valve
3.Controler
Timer H3CR(Omron) 2 buah, timer24 jam 1 buah,  Trafo 5A
( in 220vac out 24vac) 1 buah, kabel , box panel
      
            Gbr. H3CR                         Gbr.Timer 24 jam              Gbr, trafo
                                                            Gbr. Wiring diagram.
4. Alat dan bahan,
   
Gbr.1  Alat yang di gunakan di antaranya gunting dan pisau, gunakan gunting yang tajam agar menghasilkan potongan yang sempurna.
Gbr.2  Bahan media yang di gunaka adalah oasis basah. Jika tidak ada, bisa menggunakan sekam bakar,cocopit, pasir (pasir malang) sebagai pengganti, dengan perbandingan 3;2;1.
Gbr.3  Ada dua macam hormon yang digunakan, yang pertama berbentuk bedak (rapid root ) produk ini banyak di jual di pasaran,dan kedua yang berbentuk cair, ini produk sendiri (istana alam) dengan bahan aktif IAA ( Idol Asetat Acid ) ditambah makro dan mikronutrient +Vitamin B1 dan Bakterisida.
Pengambilan pucuk tanaman sebaiknya di lakukan di pagi hari, pilih pucuk tanaman dorman atau masa inaktif.
   
Jika pucuk tanaman diambil dari  jarak yang jauh, untuk menjaga kelembaban , kita gunakan koran ( diberi cipratan air oleh tangan) sebagai media, dan dimasukan ke styrofoam box.
   
Potong pucuk seperti gambar ( satu knot/buku jika jenis tanaman yang mempunyai knot panjang , banyak knot jika tanaman yang mempunyai knot/buku yang pendek, seperti jaboticaba ), kira- kira sepanjang 3 sampai 4cm.
Potong sebagian daun jika tanaman yang mempunyai karakter daun besar, kurangi daun  jika tanaman yang berkarakter kecil.
   
Gbr.1. Campur hormon akar (cair) , 10cc/4liter air.
Gbr.2. Rendam pucuk/ hasil stekan .
Gbr.3. Colek ujung stekan ke hormon akar ( bedak).
   
Gbr. 1. Tancapkan stekan ke oasis
Gbr.2. Taruh di tray semai
Gbr.3. Taruh di mistroom
   
   
   
Ganbar di atas bearti sudah di pastikan stekan kita berhasil.
   
Gbr. 1. Poting hasil stekan dengan media tanam sekam bakar dan cocopit (2:1 ), setelah di pot,taruh kembali di mistroom, biarkan sekitar satu minggu . Jika sudah terlihat ada pertumbuhan (akar menjalar di media baru ) keluarkan dari mistromm dan taruh ditempat teduh ( dibawah net 75% ), siram 2 kali dalam sehari.
Gbr.2. Jika sudah ada tanda tanda pertumbuhan seperti gambar di atas, taruh di bawah matahari langsung.
Gbr.3. Tanda jika stekan tumbuh optimal.
   
Gbr.1. Dengan melihat pertumbuhan akar kita bisa simpulkan hasil stekan tumbuh optimal, dan siap di repotting.
Gbr.2. Tanaman dalam masa growing.
Gbr.3. Tanaman tumbuh dengan optimal.

CARA MENCANGKOK TAAMAN

Mencangkok adalah salah satu cara murah dan mudah untuk mengembangbiakkan tanaman. Pencangkokan dilakukan untuk mendapatkan keturunan yang lebih baik pada suatu tumbuhan, sehingga pemanfaatan terhadap tumbuhan tersebut menjadi lebih optimal. Misalkan pencangkokan pada tumbuhan mangga, dengan mencangkok tumbuhan mangga, kita bisa mendapatkan buah yang lebih baik dari tumbuhan tersebut dan tentunya masa tumbuh yang relatif lebih singkat

Adapun keuntungan dari mencangkok adalah:
·         Kita bisa memperoleh tanaman yang berbuah lebih cepat dari seharusnya.
·         Mutu produksi yang diperoleh sama dengan tanaman induknya.

Adapun kekurangannya dari mencangkok adalah:
·         Tanaman hasil cangkokan hanya memiliki akar serabut, sehingga lebih mudah tumbang/roboh dibandingkan tanaman yang berasal dari biji.
·         Memiliki kanopi yang lebih kecil dan produksi yang lebih sedikit dibandingkan dengan yang dapat dihasilkan pohon induknya.

Berikut adalah penjelasan tentang bagaimana cara untuk mencangkok tumbuhan. Cara ini dapat dilakukan pada tumbuhan berkayu yang mudah dicangkok.

Alat dan bahan
1.      Satu buah pisau 
2.      Tali plastik / tali bambu
3.      Plastik transparan / sabut kelapa / ijuk 
4.      Tanah yang agak basah dan subur 

Cara kerja 
1.      Carilah dahan yang tidak terlalu besar atau terlalu kecil 
2.      Ukurlah dari batang pohon paling sedikit 10 cm 
3.      Kupaslah kulit dahan yang akan dicangkok sekelilingnya dengan panjang kupasan ± 5 cm 
4.      Setelah selesai dikupas, keriklah lendir / kambium dengan perlahan agar kering.
5.      Tutuplah hasil kupasan dengan tanah 
6.      Selanjutnya, bungkuslah tanah dengan plastik, lalu ikat kedua ujungnya agar tanah tidak jatuh. 

Setelah pekerjaanmu selesai, paling sedikit seminggu sekali kamu lihat dan teliti cangkokanmu. Apabila kering, segera disiram dengan membuka tali pengikat bagian atas cangkokan.  Setelah dua atau tiga minggu, akan tumbuh pada bagian yang dibungkus tanah. Jika akarnya sudah cukup, segera potong cangkokanmu dan tanam di tanah yang subur.